Thursday, September 16, 2010

Filosofi Layang-Layang



Pada saat Iedul fitri September 2010 sekarang, seperti biasanya saya selalu bersilaturahmi menemui kerabat , saudara untuk saling memaafkan. Saya kemarin mengunjungi keluarga sensei sofyan Hambally , sambil bersilaturahmi , kami selalu mengobrol seputar bela diri khususnya aliran Kushin Ryu. Point yang kami catat yang diungkapkan oleh Sensei Sofyan kali ini adalah Filosofi Layang-Layang. Uangkapnya, dalam mempelajari suatu bela diri yang terpenting adalah pemahaman akan dasar dari bela diri itu sendiri. Dari dasar inilah kita dapat mengembangkan bela diri ini. Salah satunya adalah dengan memahami salah satu teknik jurus “kushin ryu”saja akan melahirkan teknik-teknik lainnya. Hal ini sama seperti halnya membuat layang-layang katanya. Dasar membuat layang-layang prinsipnya sama yaitu dua buah batang bamboo kecil yang dipola dengan benang, namun dengan kreasi dan inovasi sang pembuat, layang-layang ini akan mempunyai bentuk yang bermacam-macam, ada sayapnya, ada ekornya, ada yang berbentuk kapal, berbentuk ikan dan lain sebagainya. Namun bentuk asalnya adalah sama dua batang bambo. Semoga bermanfaat… (yr)

Saturday, July 17, 2010

FILOSOFI KARATE



Menurut Sensei Horyu Matsuzaki guru besar kushin ryu, Karate memang seperti pakaian dalam. Maksudnya, dia melekat pada diri, tapi tak pantas terlihat, apalagi sengaja diperlihatkan. Orang mempelajari ilmu bela diri justru agar tak tampak galak. Di keseharian, ada dua gaya hidup seni bela diri. Pertama, yang mementingkan peningkatan ilmu untuk memahami hakikat hidup dan mencapai jatidiri tertinggi sehingga bersikap rendah hati, dan sebaliknya, yang berniat memanfaatkan ilmu untuk memburu "nama baik" dan nama besar.
"Siapa saja yang ingin menguasai karate, pertama dan terpenting tak iri hati, berburuk sangka, mesti selalu rendah hati, pemurah, berperilaku baik, memelihara ketenangan spiritual, berusaha keras menjadi teladan bagi semua," ungkapnya.