Friday, January 25, 2008

Jantung Mati Bisa Dihidupkan Kembali

Dunia kedokteran kembali membuat terobosan. Sebuah cara baru telah ditemukan, memungkinkan jantung yang sudah mati bisa dihidupkan dan berdenyut kembali. Terobosan ini menjanjikan penyediaan organ-organ transplantasi sesuai kebutuhan pasien penderita penyakit gagal jantung, ginjal, atau organ dalam tubuh lainnya.
Hanya saja, seperti dilansir jurnal Nature Medicine, jantung yang dihidupkan kembali itu bukan jantung manusia, melainkan jantung tikus. Para peneliti mengambil seluruh sel jantung yang telah mati dan hanya menyisakan struktur lunak jaringan kolegennya saja melalui teknik yang disebut deselulerisasi. Kemudian, para ahli menyuntikkan sel-sel yang berasal dari jantung tikus yang baru lahir.
Sel-sel baru dibiarkan tumbuh dan mengikat jaringan kolagen di atas cairan bernutrisi dalam ruangan khusus laboratorium. Selang empat hari, jantung tersebut terlihat berdenyut kembali. Para peneliti lalu menggunakan alat pacu jantung (pacemaker) untuk mengukur arah gerakan kontraksinya. Mereka juga merangsang jantung untuk memompa dengan mengalirkan cairan bertekanan ke dalamnya meniru aliran darah di dalam tubuh. Delapan hari kemudian, jantung yang dihidupkan kembali mulai dapat memompa cairan tersebut dengan sempurna. Sungguh menakjubkan.
"Kami yakin alam telah menciptakan alat-alat yang sempurna dan kami penasaran apakah ada cara di laboratorium untuk memberikan alat-alat yang dibutuhkan dan membiarkan alam bekerja," ujar Doris Taylor dari Pusat Penyembuhan Kardiovaskular Universitas Minnesota, AS. Alat yang dimaksud adalah jaringan kolagen, fibronacin, dan laminin.
Taylor yang bekerja sama dengan Dr. Harold Otto dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, AS, telah menggunakan metode yang sama untuk membuat jaringan pembuluh jantung, pembuluh darah, dan organ lainnya. Teknik ini suatu saat diharapkan dapat dipakai untuk membuat organ transplantasi dari sel-sel tubuh pasien sendiri sehingga penolakan tubuh terhadap organ transplantasi yang sering ditemui selama ini dapat dikurangi. "Harapannya kami dapat membuat organ yang sesuai dengan tubuh Anda," ujar Taylor. (Reuters/sri)**-Pikiran Rakyat - 24 Januari 2008.